Jakarta Beracun Dan Hirarki, Sebuah Anti-Tesis Untuk Jerinx (JRX)

Esai ini ditulis sebagai anti-tesis pada status yang diterbitkan oleh JRX pada Minggu, 24 Maret 2019 Pukul 21.14 (tautan terlampir di bawah).

Dalam status itu JRX menyebutkan beberapa hal terkait kebijakan-kebijakan negara yang dirasa merugikan rakyat yang dirumuskan dan disahkan di Jakarta. JRX juga menyebutkan bahwa Jakarta merupakan racun yang membawa pengaruh buruk terhadap kota itu sendiri dan kota lainnya dengan segala hal negatif yang dilakukan di dalamnya, mulai dari pengaruh selebritas, politik, hingga berbahasa.

Aku nggak akan melakukan negasi terhadap setiap pernyataan JRX tentang semua hal itu, karena realitanya memang begitu. Tapi pernyataan JRX yang terlalu tendensius ke Jakarta adalah sebuah hal yang patut dikritisi dan dikoreksi, karena dari pernyataannya sendiri JRX secara tidak langsung sudah mengatakan bahwa aktivitas di dalam Jakarta itulah yang bermasalah, bukan kotanya, bukan pula sebagian besar penduduknya. Jakarta itu nggak salah !

Mungkin JRX lupa, bahwa faktor utama adanya semua hal merugikan yang disebutkan di statusnya itu sebenarnya adalah efek negatif dari adanya hirarki. Ya, hirarki, sebuah sistem berbentuk piramida yang bila semakin ke atas maka semakin eksklusif pula posisinya. Jakarta itu nggak salah, kota itu hanya sial karena berada di puncak hirarki kenegaraan, sehingga menjadikannya medan perang sekaligus role model bagi kota lain yang berada di tingkatan hirarki di bawahnya.

Tidak ada yang namanya Jakarta-sentris seperti yang disebutkan JRX, yang ada hanya hirarki-sentris, dimana semua harus mengikuti sesuai tatanan hirarki yang sudah dibuat sedemikian rupa oleh para elit di puncak hirarki.

Saat JRX mengatakan bahwa semua dipaksa mengikuti Jakarta, sesungguhnya semua provinsi sendiri akan mengikuti ibukota provinsinya, tidak menutup wilayahnya sendiri di Bali. Karena dalam bentuk terkecil sekalipun, hirarki pasti akan dibentuk, dan setiap wilayah yang ada di puncak hirarki pasti akan dijadikan medan perang dan role model untuk wilayah lain di sekitarnya.

Saat JRX mengatakan hal yang berbau Jakarta-sentris selalu memberi pengaruh yang dominan buruk, bagaimana jika kita adaptasi model hirarki-sentris tadi di wilayahnya? Kota yang menduduki puncak hirarki di Bali itu kota apa? Lalu lihat pengaruhnya ke kota sekitarnya. Bagaimana kota yang menduduki puncak hirarki di Bali itu menjadi medan perang yang semua orang di wilayah sekitarnya berbondong-bondong mendatanginya dan berharap hidup yang lebih baik dalam hal apapun, dan pengaruhnya sebagai role model terhadap budaya dan perkembangan pola pikir masyarakat di wilayah sekitarnya. Jangan menutup mata atas efek negatif hirarki, karena dalam bentuk sekecil apapun, hirarki itu racun, dimanapun wilayahnya, siapapun yang membentuknya.

Maka pernyataan JRX terhadap hal yang berpusat di Jakarta memang perlu dikoreksi, karena walau bagaimanapun, Jakarta kebetulan menempati puncak hirarki negara. Hancurkan hirarkinya, jangan hina kotanya. Karena semua aktivitas yang merugikan itu ada karena hirarki, bukan karena kotanya. Jakarta ya begitu dari dulu, tapi hirarki yang membuat pengaruhnya jadi besar terlepas dari positif atau negatif. Di dalam bentuk paling kecil juga ada kok seperti yang tadi aku sebutkan, coba adaptasi konsep hirarki ini di wilayah manapun, di institusi apapun, di keluarga siapapun, puncak hirarki akan selalu memegang kendali dan selalu berpengaruh untuk mereka yang ada di lapisan bawah hirarki.

Hal ini juga patut dikritisi oleh masing-masing individu, tanyakan pada diri kalian sendiri, sudahkah kalian menghancurkan hirarki atau justru kalian menjadi korban hirarki? Jangan menghina atau menjelekkan sesuatu yang sebenarnya juga adalah korban hirarki itu sendiri hanya karena kalian tidak mampu menghancurkan hirarkinya.

Hal yang perlu dikritisi lagi dari pernyataan JRX adalah saat ada tulisan bahwa ibukota Indonesia adalah Jakarta, bukan Persija atau lain sebagainya.

Ya benar, ibukota Indonesia adalah Jakarta, bernama Jakarta. Tapi Persija dan Jakmania yang membela kotanya adalah bentuk loyalitas mereka pada wilayahnya dan merekalah yang merepresentasikan kota Jakarta. Justru JRX tidak seharusnya cuek dengan suara yang keluar dari orang-orang loyal itu, karena justru dengan melihat dan mendengar mereka kita bisa jadi lebih tepat sasaran dalam merespon isu yang ada di kota mereka, karena mereka adalah representasi kota mereka, hasil dari aktivitas dan respon atas isu di dalam kota mereka. Tidak usah jauh-jauh, JRX punya loyalis kan? Mereka yang selalu membela JRX dan mengagung-agungkan JRX, mau tahu seperti apa JRX? Lihatlah loyalisnya, karena loyalis JRX adalah representasi dari JRX sendiri, hasil dari apa yang dipantiknya selama ini.

Maka sekali lagi, janganlah cuek dengan para loyalis yang membela sesuatu yang mereka agungkan, karena justru itu adalah representasi paling akurat terhadap apapun yang terjadi oleh hal yang diagungkan tersebut.

Jadi sekali lagi juga aku tegaskan, hancurkan hirarkinya, bukan korban hirarkinya. Lihat loyalisnya sebagai representasinya, bukan cuek dan merasa mereka tidak berkepentingan. Maka kalian pasti tahu masalah yang sebenarnya dan bagaimana mengatasinya dengan tepat sasaran, bukan hanya bersuara secara random.

Biarkan aku mengingatkan kalian pada kalimat yang diucapkan oleh David Graeber, seorang tokoh anarkis yang terkenal atas kekritisan dan aksi langsungnya :
“PROTES adalah ibarat mengemis kepada penguasa agar menggalikan sumur untuk kalian, tapi AKSI LANGSUNG adalah ibarat menggali sumur dan menantang penguasa untuk menghentikan kalian.”

Lampiran : Status asli JRX